Selasa, 18 Oktober 2016

RESUME KUNJUNGAN KE PT. Martina Berto Tbk

A. Sejarah PT Martina Berto Tbk ("MBTO") didirikan pada tahun 1977 oleh Dr. HC. Martha Tilaar, Bernard Pranata (alm) dan Theresia Harsini Setiady, untuk kemudian menjadi perusahaan publik pada Januari 2011. Kegiatan bisnis utama MBTO yaitu memproduksi dan memasarkan produk-produk kosmetik, perawatan kecantikan dan obat herbal. Selain itu, MBTO mempunyai anak Perusahaan, yaitu PT Cedefindo, yang juga bergerak dalam bidang kosmetik. Melalui visi untuk menjadi Perusahaan perawatan kecantikan dan spa yang terkemuka di dunia, MBTO berhasil mengembangkan pangsa pasarnya ke beberapa benua seperti: Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Sampai saat ini, MBTO dikenal sebagai merek kosmetik dan spa lokal terbesar. Sebagai pemimpin pasar, MBTO banyak mendukung acara-acara besar, diantaranya: Miss Indonesia dan sponsor peragaan busana Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Selain itu, MBTO juga menyediakan waralaba spa yang dikenal dengan nama “Dewi Sri Martha Tilaar Spa”. Dengan semua upaya tersebut ditambah citra merek yang terkenal sehingga membuat MBTO menjadi pemain terkemuka di industri kosmetik Indonesia. Dr. HC. Martha Tilaar mengawali usaha dengan membuka salon kecantikan pada tahun 1970. Selain itu beliau terus menimba ilmu tentang kecantikan dan perawatan tubuh ke pusat kecantikan di Amerika dan Eropa. Hal inilah yang membangkitkan semangat dan kesadaran beliau bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia jika diolah dengan baik dan profesional dapat menghasilkan kosmetika alami dan jamu tradisional yang dapat mempercantik wanita Indonesia dan dunia secara holistik. Setelah sukses dalam bisnis salon kecantikan dengan beberapa salon di Jakarta, Ibu Martha Tilaar mendirikan sekolah kecantikan “Puspita Martha” yang mencetak ahli kecantikan, penata rias, penata rambut dan terapis. Salon dan sekolah tersebut dioperasikan dibawah bendera PT. Martha Beauty Gallery. Kesuksesan tersebut mendorong Ibu Martha Tilaar memulai untuk memproduksi kosmetika dan jamu dan mendirikan PT. Martina Berto pada tanggal 1 Juni 1977. Adapun merek pertama yang diproduksi dan dipasarkan adalah “Sariayu Martha Tilaar” sebagai kosmetika alami yang berkonsep holistik, dengan laboratorium praktek di salon dan sekolah kecantikan tersebut. Hal ini menyebabkan produk-produk Sariayu Martha Tilaar selalu berkiblat kepada pendidikan dan layanan konsumen yang praktis dan mudah diterapkan. B. Visi dan Misi PT. Martina Berto Tbk. Visi PT. Martina Berto Tbk yaitu menjadi perusahaan kosmetik dunia terdepan dengan nuansa ketimuran dan alami yang memanfaatkan penelitian, pengembangan riset dan teknologi modern untuk memberikan nilai tambah pada konsumen. Misi PT. Martina Berto Tbk yaitu mengoperasikan sebuah perusahaan kelas dunia dalam bidang kosmetik dan industri terkait berdasarkan inovasi, yang akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan sumber daya manusia dengan konsep bisnis dan manajemen modern yang sesuai untuk orang-orang Asia. C. Kunjungan Ruang pertama yang kami temui adalah Ruang Puri Bali (Estern Garden). Disana kami menemukan lukisan dinding bergambar DEWI SARASWATI. Dewi saraswati dilukiskan memiliki 4 buah tangan. Tangan 1 memegang bunga (artinya wanita itu mampu memposisikan dirinya dimanapun dia berada agar terlihat cantik). Tangan 2 memegang Daun Lontar (artinya wanita yang cantik tidak hanya berparas cantik, namun juga memiliki wawasan / wanita berintelektual). Tangan 3 memegang Sitar (artinya wanita yang cantik tidak hanya berparas cantik, berintelektual tapi juga harus memiliki tutur kata yang baik layaknya Sitar yang memiliki suara merdu). Tangan 4 memegang Tasbih (artinya wanita yang cantik selain memiliki paras yang cantik, wawasan yang baik, tutur kata yang bagus, tapi juga tetap memiliki iman yang teguh). Pilar dari PT. Martina Berto Tbk ini terinspirasi oleh nilai dan budaya Timur, Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group, DR. (H.C.) Martha Tilaar yang selalu memiliki semangat untuk terus menggali kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Semangat tersebut dituangkan dalam 4 Pilar Martha Tilaar Group yang menjadi landasan dalam setiap kegiatan grup perusahaan dan setiap unit bisnis yang dijalankan Martha Tilaar yaitu: 1. Beauty Education Sejak berdiri di 1970, Puspita Martha International Beauty School telah melahirkan ratusan ribu alumni yang tersebar di Indonesia dan mancanegara sebagai Beautypreneur. 2. Beauty Green Peran Martha Tilaar Shop dalam memperhatikan kelestarian lingkungan, mendapatkan penghargaan dari InSWA (Indonesia Solid Waste Association) atas penggunaan kemasan plastik ramah lingkunganyang sesuai standar Green Label Indonesia di Provinsi DKI Jakarta. Untuk mendukung terciptanya paru-paru alam yang sehat, Martha Tilaar Group menghadirkan Kampoeng Djamu Organik (KaDo) di kawasan Industri EJIP Cikarang seluas 10 hektar yang memiliki hampir 700 spesies tanaman obat, kosmetik, dan aromatik organik. 3. Beauty Culture Sariayu adalah salah satu brand Martha Tilaar Group dengan konsep kecantikan alami berdasarkan tradisidan warisan budaya Indonesia. Inilah yang mengilhami D.Martha Tilaar menciptakan Sariayu trend warna sejak 1987. 4. Empowering Women Kasus women traficcking pada anak-anak perempuan di pedesaan, membuat DR. Martha Tilaar tergerak untuk membantu dalam pembangunan dan ketrampilan. Salah satu upayanya dengan mendirikan pusat pelatihan terapis spa di Bali. Sementara brand Caring Colours kini memasuki tahun ke-6 dalam penyelenggaraan Young Caring Proffesional Award (YCPA), yang merupakan ajang kompetisi bagi wanita karier berprestasi di kalangan profesional muda. Selanjutnya kami memasuki Lorong Cirebon. Dan Museum Dr. Martha Tilaar. Di tempat ini, hamper seluruh ruangan ditaburi oleh bunga melati. Disana banyak terdapat berbagai patung dewi terdahulu (seperti Ken Dedes dan Dewi saraswati), Kereta Kencana, Foto-Foto Koleksi ibu Martha Tilaar, Produk terdahulu dari Martha Tilaar, dan berbagai penghargaan dari beberapa institusi baik itu didalam negri maupun luar negri. Sembilan merk yang diproduksi oleh MBTO meliputi: PAC, Biokos, Rudy Hadisuwarno, Sari Ayu, Cempaka, Caring, Dewi Sri Spa, Mirabella, dan Belia. Kami melanjutkan perjalanan ke pabrik. Kami melihat ada beberapa produk kecantikan dari perusahaan ini sedang diuji diatas sinar matahari langsung. Hal ini untuk mengetahui efek produk terhadap sinar matahari. Perusanaah ini menggunakan alat berbasis ISO 19001(artinya Ramah Lingkungan). Selanjutnya, ada ruang Innovation Centre, Development habition, Development cosmetics, Development Packaging, Ruang pengujian produk, Liquid packing area, Lipstick packing area, serta Decorative packing area.hingga kamipun kembali keauditorium serta membeli beberapa produk dari Martha Tilaar.

Laporan Praktikum Kadar Gula Darah dan Asam Urat

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul :”Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Asam Urat”. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktkum patologi klinik. Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada : 1. Bapak Dr.Hadi sunaryo,M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta. 2. Ibu koriyati,M.Farm.,Apt selaku Ketua Program Study Farmasi FFS UHAMKA. 3. Ibu Nurhasnah,M.Farm.,Apt selaku pembimbing. 4. Assisten dosen yang bertugas. 5. BApak dan ibu tercinta ats doa dan dorongan semangat nya kepada penulis, baik moril maupun materi serta kepada kakak dan adik-adik tercinta, yang banyak memberikan dukungan kepada penulis. 6. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa pada penulisan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan keritik dari pembaca sangat penulis harapkan.penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan. Jakarta, Oktober 2016 Penulis  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, di mana masing-masing sel membutuhkan energi untuk kehidupannya. Energi tersebut berasal dari makanan, terutama zat karbohidrat. Yang termasuk karbohidrat antara lain glukosa (gula tebu), fruktosa (gula buah), maltosa, sukrosa, laktosa, dan tepung (starch). Karbohidrat diurai menjadi glukosa, sebagian menjadi galaktosa dan fruktosa. Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah . Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Pemeriksaan kadar glukosa adalah suatu pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui jumlah gula dalam darah, pemeriksaan ini mendeteksi keadaan hiperglikemi dan hipoglikemi yang berkaitan dengan penyakit Diabetus Melitus. Asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Pravelensi hiperurisemia atau kadar asam urat yang tinggi terus meningkat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pravelensi hiperurisemia mencapai 29%. Hiperurisemia sering dikaitkan dengan penyakit gout, namun tidak selalu berkaitan dengan gout. (Mandell, 2008). Penderita asam urat (gout) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan terjadi kecenderungan di derita pada usia yang semakin muda Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat sehingga dapat diketahui bahaya yang disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan dari kadar gula darah dan asam urat yang diharapkan dapat dilakukan tindakan pencegahan ataupun diagnose secara dini. 1.2 Tujuan Praktikum a. Untuk memeriksa kadar gula darah dan asam urat dalam darah b. Untuk mengetahui interpretasi data hasil pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat dalam darah 1.3 Manfaat Praktikum a. Dapat mengetahui kadar gula darah dan asam urat dalam darah b. Dapat mengetahui kelainan-kelainan yang berkaitan dengan kadar gula darah dan asam urat dalam darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Pengertian Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan ( Murray R. K. et al., 2003). Di dalam darah kita didapati zat gula. Gula ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energy. Sebagian gula yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Gula yang ada di usus bisa berasal dari gula yang kita makan atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti, dan lain-lain (Djojodibroto, 2001). Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang terdapat dalam makanan. Gugus/molekul gula dalam karbohidrat dibagi menjadi gugus gula tunggal (monosakarida) misalnya glukosa dan fruktosa, dan gugus gula majemuk yang terdiri dari disakarida (sukrosa, laktosa) dan polisakarida (amilum, selulosa, glikogen). Menurut buku pedoman interpretasi data klinik Kemenkes RI nilai normal glukosa darah adalah 70-100 mg/dL untuk usia ≥7 tahun dan 60-100 mg/dL untuk usia 12 bulan- 6 tahun. Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James, Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001). Setelah makan, karbohidrat dalam makanan berfungsi sebagai sumber utama glukosa darah. Sewaktu kadar glukosa darah kembali ke rentang puasa dalam 2 jam setelah makan, glikogenolisis dirangsang dan mulai memasok glukosa ke darah. Kemudian, glukosa juga dihasilkan melalui glukoneogenesis. Selama puasa 12 jam, sumber utama glukosa adalah glikogenolisis. Namun setelah puasa sekitar 16 jam, glikogenolisis dan glukoneogenesis memiliki peran yang sama dalam memelihara glukosa darah. Tiga puluh jam setelah makan, simpanan glikogen di dalam hati habis. Akibatnya, glukoneogenesis adalah satu – satunya sumber glukosa darah. Mekanisme tersebut yang menyebabkan lemak digunakan sebagai bahan bakar utama dan yang memungkinkan kadar glukosa darah dipertahankan selama masa kekurangan makanan menyebabkan protein tubuh dapat dipertahankan. Karena itu, manusia dapat bertahan hidup tanpa mendapat makanan dalam jangka waktu alam, sering melebihi satu bulan bahkan lebih. Ada beberapa factor yang mengatur kadar glucose tidak melaui ambang batas: 1. INSULIN yang dihasilkan PANKREAS tubuh. Insulin mengubah glucose darah menjadi energy 2. GLUKAGON yang dihasilkan PANKREAS; apabila kadar glucose berlebih akan diubah menjadi glikogen, atau sebaliknya apabial kadar glucose darah rendah akan mengubah glikogen menjadi glucose 3. Proses glukoneogenesis yang akan mengubah Lemak dan protein tubuh menjadi glucose darah apabila kadar glucose darah rendah Glikolisis adalah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki enam atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel darah seperti eritrosit, lekosit, dan juga kontaminasi bakteri dapat menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat terjadi karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan. Penyakit yang berhubungan dengan glukosa darah: 1. Hiperglikemia • karena penyakit kelenjar tiroid/gondok. Pada pembesaran kelenjar tiroid/gondok maka akan terjadi peningkatan kadar glucose darah. Kenaikan kadar glucose darah disebabkan hiper aktifitas dari hormone yang dikeluarkan kel gondok (tiroksin) • Hiperglikemi karena kelainan kelenjar otak (hipofise, hipotalamus) • Hiperglikemi karena kekurangan, kelemahan aktifitas hormone insulin yang diproduksi dan dikeluarkan oleh pancreas. Kelainan in disebut Diabetes Mellitus. 2. Hipoglikemia Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada dibawah normal , yang terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan , aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Syndrome hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain : penderita merasa pusing , lemas , gemetar , pandangan menjadi kabur dan gelap , berkeringat dingin , detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran ( syok hipoglikemia ). 3. Diabetes mellitus Diabetes mellitus adalah sekumpulan dari gangguan metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia dan abnormalitas metabolism dari karbohidrat, lemak dan protein. Semua hal diatas merupakan hasil dari defect sekresi insulin baik mutlak maupun relative dan berkurangnya sensitivitas jaringanterhadap insulin atau keduanya. Simtom yang menyertai DM ada 3 P (Poliuria, polifagi, polidipsi), BB berkurang, kelelahan, dan adanya infeksi berulang (Priyanto, 2009). 2.2 Asam Urat Asam urat merupakan produk akhir dari degradasi purin yang bersumber dari dalam tubuh atau diet dan dianggap sebagai sampah yang harus dibuang. Kadar asam urat yang berlebihan merupakan akibat dari over produksi (degradasi purin) atau karena ekskresi yang rendah. Sumber purin ada 3 yaitu diet, konversi asam nukleat jaringan ke nukleutida purin dan hasil sintesis (Priyanto, 2009). Gout merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan hiperuresemia, serangan akut dan berulan, ditandai dengan adanya Kristal monosodium urat (MSU) atau asam uratpada cairan synovial (cairan sendi), dan terbentuknya jaringan (tophi) dan neprolitiatis asam urat (Dipiro et all, 2015). Menurut kemenkes RI nilai normal asam urat adalah pria ≥15 tahun 3,6-8,5 mg/dL dan wanita >18 tahun 2,3-6,6 mg/dL. Penyakit asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Pada umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun, sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah mengalami menopause. Hal ini disebabkan karena Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause. Asam urat cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut . Kadar purin yang meningkat dalam tubuh adalah faktor utama terjadinya asam urat, baik yang berasal dari makanan maupun gangguan metabolisme. Apabila asam urat sudah berlebih dan sudah terjadi penumpukan didalam persendian maka akan dirasakan nyeri yang tak tertahankan. Purin adalah zat yang terkandung dalam setiap bahan makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, pada saat kita mengkonsumsi maka zat purin tersebut pindah kedalam tubuh kita. Selain itu juga purin dihasilkan dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Sehingga menjadi penyebab utama penyakit asam urat karena asam urat sendiri merupakan sisa metabolism zat purin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel darah . Pada awalnya gejala asam urat dirasakan biasanya pada persendian dan ini dirasakan selama beberapa hari, dan setelah itu rasa nyeri itu akan hilang sampai kembali lagi menyerang kita. Ini yang perlu kita waspadai jangan sampai itu terjadi pada diri kita. Gejala asam urat disebabkan karena kristalisasi asam urat yang terbentuk dalam sendi-sendi perifer sehingga akan merasakan nyeri pada persendian. Ini dikarenakan daerah persendian tersebut lebih dingin daripada dipusat tubuh. Dan biasanya dalam suhu yang dingin urat cenderung membeku. Gejala lainnya dimana asam urat biasa terjadi akibat kristalisasi dalam persendian ini adalah rasa kesemutan yang sangat parah. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan 1. Darah vena manusia 2. Reagen (pereaksi glukosa kit) 3. Reagen asam urat 4. Kapas alcohol 70% 5. Spuit 1 mL 6. Mikrotube 7. Mikropipet 8. Sentrifugase 9. Spektrofotometer klinikal 3.2 Prosedur Kerja 1. Pengambilan darah vena kira-kira 1 mL 2. Darah di sentrifugase pada putaran 4000 rpm selama 15 menit hingga diperoleh serum darah 3. Ambil serum darah/pisahkan dengan sel darah 4. Pemeriksaan kadar gula darah : a. Ambil serum darah 10 µL masukkan ke mikrotube tambahkan reagen pereaksi glukosa kit 1000 µL b. Kemudian divorteks dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370C c. Kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan fotometer klinikal 5. Pemeriksaan asam urat a. Ambil serum darah 20 µL masukkan ke mikrotube tambahkan reagen pereaksi uric acid 1000 µL b. Kemudian divorteks dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370C c. Kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan fotometer klinikal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum A. Pemeriksaan Kadar Gula Darah No. Nama Mahasiswa Kadar Glukosa Darah 1 Lisa 132 mg/dL 2 Farah 53 mg/dL 3 Dewi 128 mg/dL 4 Ijih 185 mg/dL 5 Marun 41 mg/dL B. Pemeriksaan Asam Urat No. Nama Mahasiswa Kadar Asam Urat 1 Lisa 2,6 mg/dL 2 Farah 1,4 mg/dL 3 Dewi 4,49 mg/dL 4 Ijih 4,64 mg/dL 5 Marun 0,02 mg/dL 4.2 Pembahasan A. Pemeriksaan Kadar Gula darah Glukosa merupakan suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digumakan sebagai sumber energi utama dalam tubuh. Gula darah adalah istilah yang mengacu pada tingkat glukosa didalam darah atau tingkat glukosa serum. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memeriksa kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan sampel darah vena dan serum darah yang telah diambil beberapa hari yang lalu.penggunaan sampel serum lama ini dikarenakan kurangnya keahlian praktikan dalam mengambil sampel darah vena. Sampel darah vena dewi disentrifugasi pada putaran 4000 rp selama 15 menit yang bertujuan untuk memisahkan antara serum darah, buffet coat dan sel darah. Prinsip kerja dari alat sentrifugasi adalah sampel diputar horizontal pada jarak radial dari titik yang dikenakan gaya sentrifugalsehingga parkel-partikel dalam sampel akan berpisah sesuai dengan berat jenisnya. Serum darah diambil sebanyak 10 µL dengan menggunakan mikropipet ditambahkan reagen pereaksi glukosa kit sebanyak 1000 µL lalu divorteks dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370C. suhu ini menyesuaikan suhu tubuh manusia sehingga sampel diharapkan memiliki kondisi yang sama dengan di dalam tubuh. kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan fotometer klinikal. Hasil pengukuran yang didapat adalah kadar gula darah lisa 132 mg/dL, Farah 53 mg/dL, Dewi 128 mg/dL, Ijih 185 mg/dL, Marun 41 mg/dL. Berdasarkan buku pedoman interpretasi data klinik Kemenkes RI nilai normal glukosa darah adalah 70-100 mg/dL untuk usia ≥7 tahun dan 60-100 mg/dL untuk usia 12 bulan- 6 tahun. Dibandingkan dengan nilai normal tersebut maka data hasil pemeriksaan tidak berada dalam batas normal. Kadar glukosa darah Farah dan Marun berada di bawah normal (Hipoglikemia). Nilai hasil pemeriksaan ini sangat tidak masuk akan karena jika gula darah sudah jauh berada di bawah batas normal maka kemungkinan pasien tidak sadarkan diri sangat tinggi hal in9i disebabkan sel-sel tubuh sudah sangat kekurangan nutrisi sehingga akan menyebabkan berbagai kerusakan organ bahkan kematian. sedangkan kadar glukosa darah Lisa, Dewi dan Ijih berada diatas batas normal (Hiperglikemia) tetapi kadar glukosa darah Dewi dan Lisa msh belum terlalu tinggi dibandingkan kadar gula darah ijih yang harus diwaspadai kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus. Hiperglikemia pada praktikum ini kemumgkinan disebabkan responden mengkonsumsi makan tinggi karbohidrat sebelum dilakukan pemeriksaan, sedangkan nilai kadar gula darah yang sangat tidak masuk akal (jauh dibawah normal) disebabkan oleh sampel serum yang digunakan sudah diambil beberapa hari yang lalu dan disimpan didalam kulkas sehingga serum sudah tidak stabil. Hiperglikemia merupakan suatu tanda penyakit Diabetes mellitus dimana terjadi gangguan pada insulin sehingga kemampuan ginjal berkurang dalam melakukan penyaringan darah. Hiperglikemia memiliki gejala poliuria, polidipsi, dan poliphagia. B. Pemeriksaan Asam Urat Asam urat merupakan produk akhir dari degradasi purin yang bersumber dari dalam tubuh atau diet dan dianggap sebagai sampah yang harus dibuang. Asam urat terbentuk dari penguraian asam nukleat. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memeriksa kadar asam urat dalam darah dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Sampel yang digunakan adalah darah vena Dewi dan serum darah Lisa, Farah, Ijih dan Marun. Sampel darah vena dewi disentrifugasi pada putaran 4000 rp selama 15 menit yang bertujuan untuk memisahkan antara serum darah, buffet coat dan sel darah. Prinsip kerja dari alat sentrifugasi adalah sampel diputar horizontal pada jarak radial dari titik yang dikenakan gaya sentrifugalsehingga parkel-partikel dalam sampel akan berpisah sesuai dengan berat jenisnya. Serum darah diambil sebanyak 20 µL dengan menggunakan mikropipet ditambahkan reagen uric acid sebanyak 1000 µL lalu divorteks dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 370C. suhu ini menyesuaikan suhu tubuh manusia sehingga sampel diharapkan memiliki kondisi yang sama dengan di dalam tubuh. kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan fotometer klinikal pada panjang gelombang 546 nm yang merupakan panjang gelombang quinoeimine yaitu hasil reaksi hydrogen peroksida dari asam urat dengan DCHBS dan PAC dimana panjang gelombang ini sebanding dengan kadar asam sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapat kadar asam urat dalam darah Lisa 2,6 mg/dL, Farah 1,4 mg/dL, Dewi 4,49 mg/dL, Ijih 4,64 mg/dL, Mahrun 0,02 mg/dL. Menurut kemenkes RI nilai normal asam urat adalah pria ≥15 tahun 3,6-8,5 mg/dL dan wanita >18 tahun 2,3-6,6 mg/dL. Dibandingkan dengan hasil praktikum maka kadar asam urat Lisa, Dewi dan Ijih berada dalam batas normal sedangkan kadar asam urat farah dan Mahrun berada dibawah batas normal, hasil ini kemungkinan disebabkan oleh sampel serum yang digunakan sudah tidak stabil karena diambil beberapa hari sebelumnya dan telah disimpan dalam kulkas pada suhu 2-80C. serum darah untuk pemeriksaan asam urat stabil pada suhu 40C tidak lebih dari 5 hari. Asam urat sebagian besar diekskresi melalui ginjal dan hanya sebagian kecil melalui saluran cerna. Ketika kadar asam urat meningkat disebut hiperuresemia dan penderita akan mengalami gout, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan hiperuresemia. Serangan akut dan berulang ditandai dengan adanya Kristal monosodium urat (MSU) atau asam urat pada cairan synovial (cairan sendi) dan terbentuk jaringan (tophi) dan neprolitiasis asam urat. Asam urat meningkat bila redapat kelebihan produksi sel seperti leukemia atau ketidak mampuan mengeksresi urat melalui ginjal/gangguan pada tubulus distal atau karena ginjal yang rusak. Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak dan inflamasi. Diawali jari-jari kaki, lutut, siku, bagian belakang kaki yang berbentuk bulat, kemerah-merahan pada sendi. Serangan gout akut dapat terjadi karena stress, trauma, alcohol, operasi dll. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah Farah 5,3 mg/dL dan Mahrun 41 mg/dL berada dibawah batas normal (hiplogikemia) sedangkan kadar glukosa darah Lisa 132 mg/dL, Dewi 128 mg/dL dan Ijih 185 mg/dL berda diatas batas normal (Hiperglikemia). b. Hasil pemeriksaan kadar asam urat dalam darah Lisa 2,6 mg/dL, Dewi 4,49 mg/dL, Ijih 4,44 mg/dL berada dalam batas normal yang berarti tidak terjadi gangguan pada tubuh khususnya ginjal. Sedangkan kadar asam urat farah 1,4 mg/dL dan Mahrun 0,02 mg/dL berada dibawah batas normal. 5.2 Saran Sebaiknya dalam pengambilan darah vena dilakukan oleh staf ahli atau praktikan diberi pelajaran terlebih dahulu tentang tatacara pengambilan darah vena sehingga hasil praktikum yang didapatkan lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Pedoman Interpretasi data Klinik. Kemenkes RI: Jakarta Dipiro, Joseph et all. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. MC Grow Education : New York Djojodibroto, D. R. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan . Pustaka Populer Obor : Jakarta Lanywati, E. 2001. Insomnia. Kanisius : Yogyakarta Mandell, Brian F, 2008, Cleveland Clinic Journal of Medicine: Clinical manifestations of hyperuricemia and gout. Department of Rheumatic and Immunologic Diseases, Center for Vasculitis Care and Research, Cleveland Clinic: Cleveland, OH Murray, RK. 2003. Harper’s Biochemistry. Edisi ke – 25. Karolina SK, penerjemah. EGC : Jakarta Priyanto. 2009. Farmakoterapi & Terminologi Medis. Leskonfi : Jakarta Pudjiaji,A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Gramedia : Jakarta

Laporan Praktikum PatKlin Urinalisis

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul :”Urinalisis”. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktkum patologi klinik. Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada : Bapak Dr.Hadi sunaryo,M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta. Ibu koriyati,M.Farm.,Apt selaku Ketua Program Study Farmasi FFS UHAMKA. Ibu Nurhasnah,M.Farm.,Apt selaku pembimbing.
Assisten dosen yang bertugas. BApak dan ibu tercinta ats doa dan dorongan semangat nya kepada penulis, baik moril maupun materi serta kepada kakak dan adik-adik tercinta, yang banyak memberikan dukungan kepada penulis. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa pada penulisan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan keritik dari pembaca sangat penulis harapkan.penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan. Jakarta, September 2016 Penulis  BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma.Urine atau urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan) (Tuti kurniati, 2009). Urin dibentuk oleh penggabungan 3 proses yaitunya 1). fikrasi plasma darah oleh glomerulus. 2) Absorpsi kembali selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana dan asam amino oleh tubulus yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal atau untuk membantu proses-proses metabolik; dan 3) Sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah ke dalam lumen tubulus untuk dieksresikan ke dalam urin. Proses ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, anion organik, dan ion hidrogen. Tugasnya untuk memperbaiki komponen buffer darah dan untuk mengeluarkan zat-zat yang mungkin merugikan. Unit anatomi yang melakukan fungsi ini adalah nefron.Tiap-tiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron.Darah dihantarkan dari aorta melalui arteri renalis dan cabang-cabang arteria renalis ke arterioli afferen.Tepat distal dari stuktur ini adalah glomerulus, suatu jaringan kapiler yang menyerupai jumbai yang terdiri atas unit penyaringan. Kapiler ini bergabung untuk membentuk arteriole efferen, suatu pembuluh darah dengan dinding ototyang karenanya mampu mengubah diameter lumennya.Arteriole efferen segera membagi lagi menjadi kapiler kedua yang mengelilingi bagian lainnya dari nefron. System urin terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuangan hormon rennin dan eritropitin.Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah dan eritropitin berperan dalam merangsang produksi sel darah merah.Urin juga dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra. Sistem urinaria yaitu suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah, sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dikeluarkan berupa urin (air kemih). Susunan sistem urinaria ini yaitu : Ginjal – ureter – vesica urinaria – ureter – urine. Komposisi dari urine yaitu terdiri dari kira-kira 95 % air, zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak, dan kreatinin, elektrolit natreium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat, juga terdiri dari pigmen (bilirubin, urobilin) toksin dean hormone. Didalam urine terdapat berbagai macam urine, hal ini terggantung dari jenis makanan, banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urine.Kristal-kristal yang ditemukan dalam urine ini sangat lah wajar. Berbagai kasus tentang gangguan pada ginjal dan organ vital lainnya seperti gangguan pada hati,empedu dan limfa. Pemeriksaan laboratorium urine dapat menjadi penegak diagnosa pada kelainan yang mendapatkan diagnosa ragu-ragu berdasarkan gejala klinis, selin itu pada gangguan ginjal seringkali kelainan-kelainan tersebut bersifat subklinis sehingga sulit dilakukan diagnosa, oleh karena itu perluh diketahui bagaimana melakukan pemeriksaan laboratorium urin secara sederhana sehingga mahasiswa mampu melakukan penilaian terhadap kelainan-kelainan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan urine. maka dari itu pada praktikum ini terdapat dua metode pemeriksaan yang digunakan yaitu dengan metode dipstrik, dan dengan mikroskopis. Tujuan Praktikum 1.2. 1. Tujuan Umum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk sebagai berikut :  Untuk mengetahui temuan-temuan pada urin dengan menggunakan metode dipstrik.  Untuk mengetahui temuan-temuan pada urin dengan menggunakan mikroskop. 1.2.2 Manfaat Penelitian  Dapat mengetahui kandungan dari urin dan temuan yang dapat terlihat pada urin dengan menggunakan dipstrik dan mikroskopik.  Dapat mengetahui kelainan-kelainan pada hewan dengan melihat hasil pemeriksaan urine. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urin. Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal. Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada betina, dan kontaminan uretra pada jantan dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu dilakukan pembuangan beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. organ genetal hewan juga perluh dibersihkan sebelum melakukan penampungan urine agar bakteri atau mikroorganisme pada organ genetil luar tidak ikut didalam urine yang akan ditampung. maka dari itu pengambilan urine dapat dilakukan dengan pemasangan kateterisasi dan dengan cara memasukkan IV kateter langsung kedalam vesica urinaria. Pengambilan urine yang tepat adalah urine yang segar, dan paling lambat 1 jam sebelum dilakukan urinalisis, karena terdapat beberapa temuan yang akan menghasilkan positif palsu apabila pengambilan urine yang tidak sesuai. dalam melakukan penampungan urine Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin. Hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptik. Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah pengambilan urine. Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karena dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai mengalami kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan mikroskopik elemen lain, bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajan sinar matahari, bakteri berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap. Pemeriksaan urine dapat dilakukan dengan menggunakan dipstrik dan dapat juga dilakukan dengan pembuatan preparat pada objekglass. pemeriksaan urine dengan menggunakan dipstrik memiliki prinsip Kombinasi indikator methyl red dan bromthymol blue yang terkandung pada carik memungkinkan perubahan warna carik sesuai dengan pH urin. Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjal dan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa jugadapat mempengaruhi pH urine. Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama, maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasil negatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine : pH basa dipengaruhi oleh alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal, spesimen basi. pH asam dipengaruhi oleh ketosis (diabetes, kelaparan), asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik atau metabolic memicu pengasaman urine dan meningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman. Pada pemeriksaan bilirubin prinsip metode dipstrik ialah Bilirubin dengan garam diazonium (2-6 diclorobenzene-diazonium floroborat) dalam suasana asam membentuk azobilirubin yang berwarna merah violet. Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah meningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Prinsip kerja yang digunakan metode dipstrik pada pemeriksaan protein ialah: 3’3’5’5’tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria. Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama melakukan exerzise, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan muncul dalam urin. Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan pertanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein. BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ALAT Tabung reaksi. Rak tabung reaksi. pH indicator. Pignometer. Timbangan analitik. Gelas ukur. Tabung biuret. Pinset. Spatel. Pemanas spritus. BAHAN Larutan benedict. Larutan biuret. Urin. Asam sulfosalisilat. Prosedur kerja Makroskopis Amati sampel urine meliputi warna, kejernihan, bau. Pemeriksaan carik celup Uji ph Masukan sampel 5 ml kedalam tabung reaksi terus masukan pH indicator dan ukur pH. Uji protein 5 ml urin kedalam tabung reaksi tambahkan asam sulfanilat 8 tetes kocok amati. Kalau jernih berarti negative protein dan keruh positive protein. Uji glukosa 5 ml urin ditambahkan 5 ml pereaksi benedict panaskan apabila terjadi endapan positive protein . Uji BJ 25 ml urin masukan ke dalam gelas ukur terus masukan tabung biuret ke dalam gels ukur, ukur skala. Uji piknometer Timbang pignometer kering, catat hasil. (W1) Timbang pignometer + air, catat hsil.(W2) Timbang piknometer+urin, catat hsil.(W3) Rumus = (w3-w1)/(w2-w1)= BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Hasil praktikum makroskopis urin No. Nama mahasiswa Uji warna Uji kejernihan Bau urin 1. Mawar Kuning muda Jernih Amoniak 2. Firdan Kuning muda Jernih Amoniak 3. Diana Kuning muda Jernih Amoniak 4. Azrul Kuning tua Jernih Amoniak 5. Nurul Kuning tua Jernih Amoniak Hasil praktikum analisa urin No. Mahasiswa BJ (pignometer) Uji benedict Tes carik celup Uji protein (asam sulfo salisilat 20%) Glukosa protein pH 1. Mawar 1,002 + - _ 6 Jernih 2. Firdan 1,018 + + _ 6 Jernih 3. Diana 1,013 + _ _ 6 Jernih 4. Azrul 1,03 + _ _ 6 Jernih 5. Nurul 1,018 + _ _ 6 Jernih PEMBAHASAN Urin adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urin terbentuk melalui 3 tahap yaitu proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga tahap tersebut selesai maka urin akan masuk ke pelvis/rongga => ureter => kantong urin/vesika urinaria => uretra dan selanjutnya akan dikeluarkan. Setiap hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung beberapa zat seperti keringat: air, garam, urea, dll. Begitu juga dengan hasil ekskresi organ ginjla yaitu urin. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam urin maka dilakukan uji kandungan urin, yaitu: 1. Uji pH Uji pH urin dilakukan dengan memasukkan kertas indicator pH universal ke dalam urin dan mengamati perubahan warnanya. Ternyata urin yang diuji mempunyai pH=8 yang artinya basa. Karena jika pH asam, pH=7 =>netral, pH>7 =>basa. Basa tersebut disebabkan adanya urea, amoniak dan beberapa zat lainnya yang terkandung dalam urin yang mempunyai sifat basa. Seharusnya urin normal bersifat netral (pH=7). 2. Uji protein Urin yang diuji untuk mengetahui ada tidaknya protein, setelah melalui tahap pemberian 5 tetes biuret ternyata berubah warna menjadi kuning kehitaman/cokelat gelap. Jika urin = 5 tetes biuret berubah menjadi ungu maka dapat dipastikan urin mengandung protein. Karena urin yang diuji tidak berwarna ungu maka urin tidak mengandung protein. Tetapi jika urin mengandung protein, ini ada ketidakberesan pada ginjal orang yang urinnya diuji. Seharusnya, ginjal yang normal tidak akan meloloskan protein bersama urin. Protein (asam amino) pada ginjal yang normal, akan diserap pada proses filtrasi sebab protein (asam amino) termasuk zat yang berguna bagi tubuh. Selain itu jika ada protein (asam amino) yang masih berada pada urin primer, pada tahap re-absorpsi tepatnya di bagian Tubulus Kontortus Proksimal, semua protein (asam amino) sudah harus diserap oleh tubuh. Artinya, urin yang dikeluarkan sudah tidak lagi mengandung protein. Jadi, jika hasil praktikum menunjukkan adanya kandungan protein dalam urin, maka ginjal orang yang urinnya diuji mengalami masalah terutama pada Tubulus Kontortus Proksimal. 3. Uji glukosa Adanya kandungan glukosa dalam urin dapat diketahui melalui perubahan warna yang terjadi setelah urin ditetesi 5 tetes benedict dan berubah warna menjadi merah bata. Namun, data yang didapatkan setelah urin ditetesi benedict ternyata berwarna hijau kebiruan, artinya urin yang diuji tidak mengandung glukosa. Adanya kandungan glukosa juga harus diperhatikan. Sama halnya dengan protein, jika urin mengandung glukosa maka ada masalah yang terjadi pada ginjal khususnya pada bagian Tubulus Kontortus Proksimal. Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urin menghasilkan endapan maka orang yang urinnya diuji menderita diabetes. Hal ini berhubungan dengan pancreas karena pancreas menghasilkan sedikit insulin bahkan tidak, sehingga menyebabkan diabetes. Dari pengujian urin, didapatkan data bahwa urin yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya orang yang urinnya diuji tidak menderita diabetes. 4. Uji Bj Berat jenis pengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Spesifik grafitasi antara 1,001 – 1,035 efek fungsi dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urin. Bj urin yang rendah menunjukan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. 5. Uji Benedict Pereaksi benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula pereduksi yang meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltose. Saat uji protein, urin yang sudah dimasukan kedalam tabung reaksi ditetesi dengan 5 tetes biuret yang terbentuk dari NaOH dan CuSO4, kemudian urin yang sudah dicampur dengan biuret kemudian di kocok agar semua komponen tercampur rata. Namun pada saat pengujian protein ini urin yang ditetesi dengan biuret tidak berubah warna menjadi ungu, ini menunjukkan bahwa tidak ada kandungan protein pada urin. Untuk pengujian glukosa, urin yang dimasukan kedalam tabung reaksi ditetesi dengan 5 tetes cairan Benedict, yang setelah itu dipanaskan selama 5 menit. Pada saat pengujian ini, urin yang sudah diberi benedict dan di panaskan tidak mengandung endapan merah bata, ini berarti di dalam urin tidak terkadung glukosa . Untuk pengujian bau urin, pada saat urin baru dikeluarkan dari tubuh, urin masih belum berbau. Namun, ketika urin dipanaskan selama 5 menit dan kemudian di biarkan untuk beberapa saat urin menjadi berbau. Perubahan bau urin ini disebabkan oleh terkontaminasinya urin oleh bakteri-bakteri yang ada diudara. Bakteri ini mengubah zat-zat di dalam urindan menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. Pada saat normal pH urine dari 5-7, dan pada percobaan kali ini, pH urin yang dihasilkan rata-rata normal. Ada beberapa warna yang membedakan urin satu dengan yang lain, diantaranya ada yang berwarna kuning keruh, kuning jernih, kuning pekat, dan putih jernih. Urin yang berwarna kuning biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Zat warna normal dalam jumlah yang besar; urobilin, urokom 2. Zat warna abnormal ; bilirubin 3. Obat-obatan ; riboflavin (dengan fluoresensi hijau), cascara, santonin, senna. Zat-zat tersebut berwarna kuning dalam suasana asam. Urin yang berwarna putih jernih biasanya adalah pertanda baik, namun berhati-hatilah jika hal ini terus menerus menjadi warna kemih. Itu artinya tubuh kita terlalu banyak menkomsumsi cairan. Umumnya urine yang dianggap sehat adalah urin yang berwarna kuning jernih, apabila ada urin yang berwana putih jernih biasanya dapat disebabkan oleh seringnya orang tersebut mengeluarkan urin atau yang biasa kita sebut dengan beser. Namun apabila urine berwarna kuning pekat atau kuning tua ini yang harus lebih diperhatikan, bisa saja orang yang memiliki warna urine seperti ini sedang dalam keadaan yang kurang sehat, atau sedang dalam keadaan dehidrasi. Atau juga dapat disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung racun yang berbahaya / beracun, sehingga hati berusaha keras menetralisir racun itu dan hasilnya zat warna empedu (hasil netralisir racun) yang menyebabkan warna urin menjadi lebih kuningUrin yang berwarna kuning pekat, Kondisi ini bisa jadi efek asupan obat-obatan tertentu yang masuk ke tubuh. Namun, ini tak bisa dianggap remeh. Sedangkan urin berabau pesing dapat disebabkan oleh Asupan cairan yang tidak cukup atau dehidrasi bisa menurunkan volume urine yang membuat bahan kimia semakin terkonsentrasi. Ketika asupan air berkurang maka terjadi perubahan drastis pada warna (menjadi lebih pekat) dan juga baunya (memiliki bau amonia yang kuat). Urin yang berbau pesing juga dapat disebabkan oleh makanan yang di konsumsi, apabila mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung rempah-rempah bisa jadii urine yang dihasilkan akan memiliki bau yang lebih pekat. Dan orang yang urinena tidak berbau dapat disebabkan oleh makanannya yang tidak banyak mengandung rempah-rempah. BAB V KESIMPULAN Pemeriksaan urin melalui beberapa tahap : Uji BJ, untuk mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memkatkan dan mengencerkan urin. Uji benedict untuk mengetahui kandungan gula pereduksi dalam urin. Tes carik celup, menggunakan pH indicator yang terdiri dari 3 tes yaitu, uji glukosa, uji protein, dan uji pH. Pada uji makroskopis dapat disimpulkan pada 3 uji yaitu : Uji warna Warna urin normal seseorang adalah warna kuning pucat transparan, tidak gelap atau pekat. Jika warna gelap itu dipengaruhi beberapa factor. Uji kejernihan Pada uji kejernihan urin seseorang yamg normal akan jernih dan tidak keruh. Bila terdapat kekeruhan dapat mengandung nanah atau darah. Bau urin Bau urin ditimbulkan dari makanan yang dimakan, semakin sehat makanan yang dimakan maka bau urin tidak terlalu menyengat, karena makanan yang dimakan mempengaruhi bau urin seseorang. DAFTAR PUSTAKA Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Makassar : Universitas Muslim Indonesia. Sloane Ethel, 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran. Uliyah Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta : Salemba Medika. http,//. www. Google. com. Berat Jenis Urine . Diakses pada tangal 28 januari 2009. LAMPIRAN